Tuesday, February 1, 2011

Sejarah Islam Tentang Kucing

 
 
Cerita Nabi Muhammad SAW dan Kucingnya.

Diceritakan dalam suatu kisah, Nabi Muhammad SAW memiliki seekor kucing yang diberi nama Mueeza. Suatu saat, dikala nabi hendak mengambil jubahnya, di temuinya Mueeza sedang terlelap tidur dengan santai diatas jubahnya. Tak ingin mengganggu haiwan kesayangannya itu, nabi pun memotong belahan lengan yang ditiduri Mueeza dari jubahnya. Ketika Nabi kembali ke rumah, Muezza terbangun dan menunduk kepada majikannya. Sebagai balasan, nabi menyatakan kasih sayangnya dengan mengelus lembut ke badan mungil kucing itu.

Dalam pada itu, setiap kali Nabi menerima tetamu di rumahnya, nabi selalu menggendong Mueeza dan diletak dipahanya. Salah satu sifat Mueeza yang nabi suka ialah, ia selalu mengiow ketika mendengar azan, dan seolah-olah suaranya terdengar seperti mengikuti alunan suara adzan. Bahkan kepada para sahabatnya, nabi berpesan untuk menyayangi kucing peliharaan layaknya menyanyangi keluarga sendiri.

Hukuman bagi mereka yang menyakiti haiwan lucu ini sangatlah serius, dalam sebuah hadis shahih Al bukhori, dikisahkan tentang seorang wanita yang tidak pernah memberi makan kucingnya, dan tidak pula melepaskan kucingnya untuk mencari makan sendiri, Nabi SAW pun menjelaskan bahawa hukuman bagi wanita ini adalah seksa Neraka.
Beberapa diantara orang terdekat nabi juga memelihara kucing. Aisyah binti Abu Bakar Shiddiq, isteri nabi amat menyayangi kucing, dan merasa amat kehilangan jika ditinggal pergi oleh si kucing. Abdurrahman bin Sakhr al Azdi. diberi julukan Abu Hurairah (bapa para kucing jantan), kerana kegemarannya dalam merawat dan memelihara berbagai kucing jantan dirumahnya.

Penghormatan para tokoh islam terhadap kucing selepas wafatnya Nabi SAW.

Dalam buku yang berjudul Cats of Cairo, Baybars al zahir, seorang sultan dari dinasti mamluk yang terkenal tegas dan berani, ternyata sangat menyayangi kucing. Bahkan al zahir sengaja membangun taman-taman khusus bagi kucing dan menyediakan berbagai jenis makanan didalamnya.

Baybars Al Zahir, sultan dinasti mamluk yang mendirikan taman-taman untuk kucing
 
Tradisi ini akhirnya menjadi adat istiadat di berbagai kota-kota besar negara islam. Hingga saat ini, mulai dari Damaskus, Istanbul, hingga Cairo, masih boleh kita jumpai kucing-kucing yang berkeliaran di sekitar masjid tua dengan berbagai macam makanan yang disediakan oleh penduduk setempat.

Pengaruh Kucing dalam Seni Islam.

Pada abad 13, sebagai manifestasi penghargaan masyarakat islam, rupa kucing dijadikan sebagai ukiran cincin para khalifah, termasuk porselen, patung hingga mata wang. Bahkan didunia sastera, para penyair tidak ragu untuk membuat syair bagi kucing peliharaannya yang telah berjasa melindungi buku-buku mereka dari gigitan tikus dan serangga lainnya.


Kucing yang memberi inspirasi bagi para sufi.


Seorang Sufi ternama bernama Ibnu Bashad yang hidup pada abad ke sepuluh bercerita, suatu saat ia dan sahabat-sahabatnya sedang duduk santai melepas lelah di atas atap masjid kota Cairo sambil menikmati makan malam. Ketika seekor kucing melewatinya, Ibnu Bashad memberi sepotong daging kepada kucing itu, namun tak lama kemudian kucing itu balik lagi, setelah memberinya potongan yang ke dua, diam-diam Ibnu Bashad mengikuti kearah kucing itu pergi, hingga akhirnya ia sampai disebuah atap rumah kumuh, dan didapatinya si kucing tadi sedang menyodorkan sepotong daging yang diberikan Ibnu Bashad kepada kucing lain yang buta kedua matanya. Peristiwa ini sangat menyentuh hatinya hingga ia menjadi seorang sufi hingga ajal menjemputnya pada tahun 1067.

Ada juga cerita tentang seorang sufi di Iraq yang bernama Shibli, ia bermimpi dosa-dosanya diampuni setelah menyelamatkan nyawa seekor anak kucing dari bahaya. Selain itu, kaum sufi juga percaya, bahawa dengkuran nafas kucing memiliki irama yang sama dengan zikir kalimah Allah.

Cerita yang boleh saudara/saudari jadikan tauladan

Salah satu cerita yang cukup mahsyur iaitu tentang seekor kucing peliharaan yang dibela oleh seorang lelaki, untuk menjaga anaknya yang masih bayi sewaktu ia pergi selama beberapa saat. Bagaikan pahlawan yang mengawal tuannya, kucing itu tak henti-henti berjaga di sekitar  bayi. Tak lama kemudian muncullah seekor ular berbisa yang sangat berbahaya  mendekati si bayi mungil tersebut. Kucing itu dengan tangkasnya menyerang ular itu hingga mati dengan darah yang berlumuran.
Petangnya ketika si lelaki pulang, dia terkejut melihat begitu banyak darah di keliling bayinya. Prasangkanya berbisik, si kucing telah membunuh anak kesayangannya! Tanpa berfikir panjang, dia mengambil pisau dan memenggal leher kucing yang tak berdosa itu.
Setelah melakukan aksi keji itu, tiba-tiba si lelaki tersebut tersentak !, bagaimana tidak! ia melihat anaknya terbangun, dengan bangkai ular yang telah terkulai di bawah tempat tidur anaknya. Melihat kejadian itu, lelaki itu menangis dan menyesali perbuatannya setelah menyedari bahawa dia telah membunuh kucing peliharaannya yang telah bertaruh nyawa menjaga keselamatan anaknya. Kisah ini menjadi refleksi bagi masyarakat islam di timur tengah untuk tidak berburuk sangka kepada sesiapapun.

Adakah kucing bermanfaat bagi dunia ilmu pengetahuan?

Salah satu kitab terkenal yang ditulis oleh cendikiawan muslim zaman dulu adalah kitab Hayat al Hayaawan yang telah menjadi inspirasi bagi perkembangan dunia zoologi saat ini. Salah satu isinya mengenai ilmu Medik, banyak para doktor muslim zaman dulu yang menjadikan kucing sebagai terapi medik untuk penyembuhan tulang, melalui dengkuran suaranya yang setara dengan gelombang sebesar 50 hertz. Dengkuran tersebut menjadi frekuensi optimal dalam menstimulasi pemulihan tulang. Tidak hanya ilmu pengetahuan, bangsa barat juga banyak membawa berbagai jenis kucing dari timur tengah, hingga akhirnya kepunahan kucing akibat mitos alat sihir dapat terselamatkan.

p/s : AKU PALING PANTANG KALAU ADE MANUSIA ANIAYA KUCING @ PUKUL KUCING . AKU MEMANG SAYANG KUCING-KUCING NIE ...

 
Sumber: Majalah Adzzikra, terbitan 2007

No comments:

Post a Comment